Sejarah Asal Kain Merah Dan Putih
Pada Bendera Pusaka
Malam itu juga, usai sampai di
rumah, Ny Fatmawati membuka
lemari pakaiannya. Ia
menemukan selembar kain putih
bersih bahan seprai. Namun ia
tak punya kain merah sama
sekali. Beruntung ketika itu,
beberapa pemuda terus berada
di kediaman Soekarno. Salah
satunya adalah Lukas Kastaryo
(Di kemudian hari masuk militer
dengan pangkat terakhir brigjen) Seperti dituturkan Lukas Kastaryo
pada majalah Intisari edisi
Agustus 1991, ia lantas
berinisiatif mencarikan kain
merah untuk Ibu Fat. Lukas
keliling Jakarta malam itu juga.
Sekian lama, akhirnya ia
menemukan kain merah yang
tengah dipakai sebagai tenda
sebuah warung soto. Lukas
menebusnya dengan harga 500
sen (harga yang cukup mahal
kala itu), dan menyerahkannya ke
ibu Fat.
Ny Fatmawati akhirnya
menyelesaikan bendera merah
putih yang baru, malam itu juga.
rumah, Ny Fatmawati membuka
lemari pakaiannya. Ia
menemukan selembar kain putih
bersih bahan seprai. Namun ia
tak punya kain merah sama
sekali. Beruntung ketika itu,
beberapa pemuda terus berada
di kediaman Soekarno. Salah
satunya adalah Lukas Kastaryo
(Di kemudian hari masuk militer
dengan pangkat terakhir brigjen) Seperti dituturkan Lukas Kastaryo
pada majalah Intisari edisi
Agustus 1991, ia lantas
berinisiatif mencarikan kain
merah untuk Ibu Fat. Lukas
keliling Jakarta malam itu juga.
Sekian lama, akhirnya ia
menemukan kain merah yang
tengah dipakai sebagai tenda
sebuah warung soto. Lukas
menebusnya dengan harga 500
sen (harga yang cukup mahal
kala itu), dan menyerahkannya ke
ibu Fat.
Ny Fatmawati akhirnya
menyelesaikan bendera merah
putih yang baru, malam itu juga.
Ciri-Ciri
Bendera
- Ciri-ciri atau Identitas Bendera Pusaka.
1.
Terbuat
dari kain yang berasal dari NTT.
2.
Terbuat
dari dua macam warna merah dan putih dengan cat yang berasal dari Sulawasi.
3.
Dibuat
atau dijahit tangan oleh ibu Fatmawati Soekarno pada tahun 1944 yang disiapkan untuk
menyambut kemerdekaan Indonesia, dijahit dengan jumlah jahitan tiga ratus
jahitan.
4.
Dikibarkan
Pertama kali pada 17 Agustus 1945.
5.
Ditemukan
terpisah antara warna merah dan putih disaat Agresi Militer II pada 1948. (Pada
saat Agresi Militer II bendera Pusaka sempat hilang dan ditemukan robek,
kemudian dijahit kembali beberapa tahun kemudian dikibarkan untuk terakhir
kali).
6.
Dikibarkan
kembali di jakarta untuk pertama kalinya di Istana Merdeka Jakarta di atas
tiang 17m pada 17 Agustus 19xx.
7.
Tidak
lagi dikibarkan mengingat keadaan bendera Pusaka tidak memungkinkan lagi pada
17 Agustus 1968.
8.
Sejak
17 Agustus 1969 bendera pusaka tidak lagi dikibarkan dan digantikan bendera
duplikat.
9.
Ukuran
Bendera pusaka 274cm x 128cm dengan tingkat kemiringan 3cm.
- Ciri-ciri atau Identitas Bendera Duplikat.
1.
Terbuat
dari sutra alam yang dibuat tanpa sambungan jahitan antara warna merah dan
putih dengan tenun asli.
2.
Warna
merahnya cat celup asli Indonesia.
3.
Pembuatan
dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tekstil Bandung dibantu PT. Ratna Ciawi
Bogor.
4.
Pada
tanggal 5 Agustus 1969, duplikat bendera pusaka diserah-terimakan di suatu
upacara di Istana Merdeka Jakarta dari Presiden Soeharto kepada para Gubernur,
para kepala daerah tingkat I se-Indonesia beserta reproduksi naskah Proklamasi
Indonesia. Selanjutnya duplikasi dan reproduksi naskah proklamasi juga
diserahkan ke daerah tingkat II atau Kabupaten dan Perwakilan di Luar Negeri.
5.
Bertugas
menggantikan bendera pusaka sejak 17 Agustus 1969.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar